
Kali ini aku mau mengulas tentang salah satu anime yang rilis pada tahun 2013, yang berjudul Arpeggio of Blue Steel. Ada yang pernah menonton anime ini?
Arpeggio of Blue Steel (judul Jepang : Aoki Hagane no Arpeggio) merupakan anime yang diadaptasi dari manga atau komik berjudul sama karya Ark Performance dan diterbitkan di Jepang oleh penerbit Shonen Gahousha. Manga ini pernah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh penerbit Elex Media Komputindo.
Serial animenya diproduksi oleh Studio Sanzigen pada tanggal 7 Oktober 2013 hingga 23 Desember 2013, disusul film anime pertama yang berjudul Arpeggio of Blue Steel-Ars Nova DC pada tanggal 31 Januari 2015 dan film anime keduanya yang berjudul Arpeggio of Blue Steel-Ars Nova Cadenza pada tanggal 3 Oktober 2015.
Cerita anime ini mengambil latar waktu di masa depan, tepatnya pada tahun 2039. Saat itu dunia mengalami pemanasan global yang mengakibatkan permukaan air laut naik secara drastis. Hal tersebut membuat beberapa daratan di bumi hilang karena tenggelam oleh air laut.
Selain itu, kemunculan armada kapal perang misterius, Fleet of Fog (Armada Kabut), menimbulkan perang dan kekacauan di seluruh dunia. Armada tersebut memiliki teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan teknologi buatan manusia. Mereka memblokade akses manusia untuk bepergian melalui jalur laut serta memutus hubungan komunikasi antar negara. Akibatnya, umat manusia menjadi terisolasi dan kesulitan untuk mendapat informasi tentang keadaan di wilayah, bahkan negara lain.
Lalu, 9 tahun setelah perang melawan Armada Kabut, tepatnya pada tahun 2048, seorang remaja laki-laki Jepang yang bernama Gunzou Chihaya menaiki kapal Armada Kabut I-401. Bersama teman-temannya : Iona, Sou Oribe, Iori Watanuki, Shizuka Hozumi, dan Kyohei Kashihara, mereka pun terlibat dalam berbagai petualangan dan pertempuran melawan Armada Kabut.
Saat aku nonton anime ini waktu kelas 10 SMA, tahun 2015. Awalnya aku tidak sengaja melihat cuplikan anime ini di channel Animax. Aku langsung tertarik untuk menonton anime-nya. Waktu itu aku ngomong dalam hati, “Wah! Anime tentang kapal selam, kayaknya seru! Harus nonton, nih!”
Kali pertama menonton anime-nya, aku agak bingung karena judulnya diambil dari istilah musik, arpeggio dan cadenza. Aku tidak begitu paham alur cerita versi anime-nya saat pertama kali menontonnya. Begitu juga saat aku menonton dua film anime-nya waktu kuliah semester 4. Sampai tahun 2024 kemarin, tepat sebulan sebelum pemilu, aku coba rewatch atau nonton ulang anime-nya. Dari situ aku akhirnya bisa memahami seluruh ceritanya.
Walau judulnya mungkin tidak masuk akal, walau cerita anime-nya berbeda dengan versi manga, tapi tetap ada hal lain yang membuatku memberi nilai lebih untuk anime ini, seperti grafis kapal, karakter, dan musiknya.
Yang membuat Arpeggio of Blue Steel ini berbeda, menurutku mungkin dari aspek teknologi kapalnya.
Seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya, kapal-kapal di universe Arpeggio of Blue Steel memiliki teknologi yang jauh lebih canggih daripada teknologi buatan manusia. Kapal-kapal Armada Kabut memiliki semacam kecerdasan buatan (AI) yang disebut Mental Model. Mental Model ini berfungsi untuk mempelajari tingkah laku dan memperoleh informasi dari manusia. Mental Model dari setiap kapal Armada Kabut memiliki bentuk fisik yang menyerupai manusia perempuan.
Lalu ada Klein Field, semacam medan perisai pada kapal Armada Kabut yang membuat kapal kebal terhadap serangan apa pun, bahkan senjata nuklir sekali pun. Mereka juga memiliki torpedo korosif yang pada saat ditembakkan dapat mengakibatkan kerusakan parah pada badan kapal, juga meriam super gravitasi yang sekali tembak dapat membuat kapal menjadi abu.
Daripada canggih, mungkin lebih tepat jika aku mengatakan kalau teknologi persenjataan Armada Kabut ini mengerikan dan mematikan, sih.
Hal lain yang menarik dari anime ini, yaitu hubungan antara dua tokoh utamanya : Gunzou dan Iona. Gunzou diceritakan sebagai putra dari prajurit Angkatan Laut Jepang. Namun keluarganya difitnah dan ayahnya dituduh memihak Armada Kabut. Ia pun dijuluki sebagai ‘anak pengkhianat’.
Kalau di Indonesia, mungkin Gunzou ini tidak jauh berbeda dengan anak-anak yang keluarganya dituduh terlibat PKI.
Sementara itu Iona adalah Mental Model dari kapal Armada Kabut I-401. Ia merupakan satu-satunya kapal Armada Kabut yang memihak manusia.
Singkat cerita, Iona dan Gunzou pun bekerja sama untuk mengalahkan Armada Kabut dan mengubah masa depan dunia. Aku dibuat tersentuh waktu melihat dua makhluk berbeda spesies ini mengembangkan hubungan persahabatan yang baik.
Apalagi sepanjang anime-nya Gunzou jadi sosok ideal gentleman. Dia memperlakukan Iona layaknya manusia, melindungi Iona, dan menganggap Iona seperti teman satu timnya. Begitu juga dengan Iona yang menghargai Gunzou sebagai kaptennya.
Anime Arpeggio of Blue Steel ini bisa dibilang under-rated, tidak sepopuler anime ‘kapal-kapalan’ lain seperti Kantai Collection atau Azur Lane. Ketiga anime ini sebetulnya memiliki persamaan dari segi cerita, tentang kapal-kapal yang berperang melawan armada musuh, juga nama beberapa karakternya yang mengadaptasi nama kapal perang yang ada di dunia nyata. Penggemar Arpeggio of Blue Steel bisa dibilang tidak banyak, mungkin karena genre anime-nya yang ‘berat’ : fiksi ilmiah dan militer, yang tentu membutuhkan keseriusan dan IQ di atas rata-rata untuk bisa benar-benar memahami ceritanya.