Mengutip dari buku Japan in Popular Culture, Fernando Kusuma, (2013), cosplay adalah singkatan costume play, sebuah tren berbusana yang terinspirasi dari tokoh anime dan manga yang sangat populer di seluruh dunia.Dalam praktiknya, cosplay tidak hanya sebatas mengenakan kostum karakter tertentu, tetapi juga menjiwai peran dan ekspresi dari tokoh yang ditiru.
Apakah cosplay harus mirip? Bagi sebagian orang, cosplay dianggap sebagai bentuk seni dan dedikasi terhadap karakter yang disukai. Banyak yang berusaha meniru karakter secara detail, mulai dari kostum, riasan, gaya rambut, hingga ekspresi wajah dan sikap. Cosplay yang sangat mirip sering kali diapresiasi dalam kompetisi cosplay atau acara besar seperti Comic Con dan Japan Expo. Cosplayer tidak hanya harus meniru kostum tetapi juga menjiwai karakter agar terlihat lebih hidup.
Namun, ada juga cosplayer yang tidak terlalu menekankan tingkat kemiripan. Fokus utama lebih pada kreativitas dan kebebasan berekspresi dalam menyesuaikan kostum atau bahkan melakukan modifikasi sesuai dengan keinginan pribadi. Ada yang mengadaptasi karakter sesuai dengan budaya atau gaya masing-masing. Misalnya, beberapa cosplayer mengubah desain karakter agar lebih sesuai dengan tema tertentu, seperti versi modern, futuristik, atau bahkan tradisional.
Selain itu, faktor budaya dan agama juga mempengaruhi cara seseorang ber-cosplay.
Sebagai contoh, cosplayer Muslim mungkin menyesuaikan kostum agar tetap sesuai dengan prinsip-prinsip agama, seperti menghindari pemakaian wig atau kostum yang terlalu terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa cosplay tidak selalu harus sama persis dengan karakter aslinya, tetapi tetap dapat disesuaikan agar tetap nyaman dan sesuai dengan keyakinan pribadi.